Masalah kerontokan rambut pada perempuan lebih banyak disebabkan oleh stres. Sumber stres pada perempuan berasal dari tekanan pada pekerjaan, masalah uang, dan depresi.
Produk suplemen rambut rontok, Viviscal, merilis hasil riset mengenai kerontokan rambut pada perempuan. Hasilnya, 48 persen perempuan mengaku mengalami masalah rambut rontok. Penyebabnya, 53 persen responden menjawab stres sebagai sumber utama masalah kerontokan rambut. Sisanya, rambut rontok disebabkan oleh faktor usia, kehamilan dan persalinan, pengaruh diet, serta akibat penataan rambut.
Masih menurut survei yang sama, sumber stres pada perempuan berasal dari pekerjaan (39 persen), kekhawatiran soal uang (35 persen), dan depresi (34 persen).
Spesialis salon kecantikan rambut dan kulit kepala atau disebut trichologist, Trisha Buller, menjelaskan pengaruh stres terhadap kerontokan rambut.
"Stres bisa dialami siapa saja dan berkaitan dengan situasi traumatis yang dialami setiap hari. Ketika seseorang mengalami stres, tak disadari tekanan dalam diri tersebut memengaruhi rambut. Sifat mudah tersinggung dan perasaan tak bergairah membuat sistem imun dalam tubuh melemah. Kondisi ini menyebabkan rambut rapuh dan tak bertumbuh sehingga pada akhirnya rontok," ungkap Buller.
Stres, lanjut Buller, juga membuat tubuh melepaskan zat kimia. Zat kimia ini mengirimkan pesan ke folikel rambut, yang membuat rambut masuk dalam fase istirahat. Zat kimia yang dimunculkan dari stres ini berdampak pada siklus pertumbuhan rambut normal. "Jika stres berlangsung terus-menerus, maka ketebalan rambut lama-kelamaan menipis. Rambut mulai rontok, bahkan jumlah rambut pada area poni mulai berkurang," urai Buller.
Kerontokan rambut menjadi ancaman serius bagi perempuan. Pasalnya, rambut menunjukkan identitas perempuan. Riset yang sama mengungkapkan, 43 persen perempuan lebih banyak menghabiskan uang untuk perawatan rambut. Perempuan di Inggris membelanjakan 600 poundsterling per tahun (sekitar Rp 8,3 juta) untuk perawatan rambut. Jumlah ini lebih sedikit dibandingkan belanja untuk gaya hidup sehat, makanan sehat, dan keanggotaan klub kebugaran. Perempuan Inggris mengalokasikan 408 poundsterling (sekitar Rp 5,6 juta) untuk menunjang gaya hidup sehat mereka.
No comments:
Post a Comment